Kenapa umat Hindu di Bali HARUS, sekali lagi tiyang
menegaskan kata HARUS menggunakan banten sebagai media di setiap ritual dan
upacara? Simak sejarah singkatnya di bawah ini :
Dalam
Bhagavad Gita Bab. 111.3 disebutkan:
“telah
ku katakana sejak dulu, oh anak ku ada dua displin dalam hidup ini, jlan ilmu
pengetahuan bagi cendikiawan dan jalan kerja bagi karyawan.
Jadi Krisna mengajarkan
bahwa ada dua jalan yang utama untuk memoksakan yaitu melalui kerja atau ilmu
pengetahuan. Sejarah dan keharusan ini dimulai pada jamannya Maha Rsi
Markandeya yang datang ke Bali pada abad ke-8 yang mendapat wahyu bahwa umat
Hindu di Bali perlu:
1. Melengkapi upakara
dengan bentuk sesajen, yang kemudian bernama bali. Jadi nama bali berasal dari
hal tersebut, artinya yaitu: sajen/ banten/ upakara.
Orang yang memuja Tuhan
dengan sarana banten/ bali dinamakan orang Bali. Tempat mereka tinggal
dinamakan tanah/ pulau Bali.
2. Pada awal kedatangan
Maha Rsi Markandeya, beliau tidak tahu bahwa tata-cara di Bali harus
menggunakan banten/ upakara. Maka pengikutnya yang berjumlah 400 orang terkena
bencana dan meninggal dunia.
Beliau kemudian kembali
ke Gunung Raung, bersamadhi, di situlah beliau mendapat ‘petunjuk’ dari Yang
Maha Kuasa, bahwa Bali jangan disamakan dengan pulau lain. Maka beliau kembali ke
Bali, melakukan ritual sesuai dengan ‘petunjuk’ menggunakan banten dan ‘mendem
panca datu’ di Besakih. Selamatlah beliau beserta pengikutnya, dan
berkembanglah banten di Bali sampai sekarang.
Sumber
babad/prasasti/pluktuk yang bisa di baca tentang sejarah banten antara lain :
Markandeya Tattwa, Tutur Kuturan, Sanghyang Aji Swamandala, Gong Besi,
Dwijendra Tattwa. Umat Hindu dari etnis
lain di luar Bali, silahkan menggunakan tradisi mereka masing-masing, jangan
dipaksakan menggunakan banten, karena sejak dahulu kala, Hindu di Jawa/
Majapahit menggunakan sesajen yang berbeda dengan banten di Bali. Namun bagi
umat Hindu asli Bali yang tinggal di Bali atau di luar Bali HARUS menggunakan
banten didalam setiap upacaranya..
Kalau secara logika
memang tidak mungkin kenapa di Bali bisa berbeda dengan daerah/negara lain..
namun itulah keunikan Tanah Bali yang sangat lekat dengan spiritual tingkat
tinggi dan agama Civa Budha (atau Hindu Bali dan Budha) saat ini..
Percaya atau tidak, itu
kami kembalikan lagi kepada umat Hindu di Bali...
OM Shanti, Shanti,
Shanti OM
0 comments:
Post a Comment