Friday, October 17, 2014

Fungsi Media Pembelajaran Berbasis Hindu




Media Pendidikan
(Fungsi Media Pembelajaran Berbasis Hindu)


Oleh: Wayan Tarna
(1309.00.1043)
Dosen Pembimbing: Putu Sudharma Putra, S.Pd.H, M.Pd.H
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara
Jakarta 2014/2015


KATA PENGANTAR
Om svastyastu
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Hyang Widi atas Asung Waranugraha yang telah diberikan kepada kita semua. Penyusun sangat bersyukur kepada-Nya karena dalam penulisan makalah ini dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini sengaja saya mengangkat judul Fungsi Media Pendidikan Berbasis Hindu.
Pendidikan adalah sebuah  proses  seseorang untuk memperbaiki sikap, atau mengubah tingkah laku melalui ajaran dan latihan secara perlahan-lahan. Pendidikan di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah daerah atau pusat, khususnya media agama hindu. Dalam kaitan dengan peningkatan prestasi belajar agama hindu dalam rangka pembinaan umat, perlu juga digali dan dimanfaatkan terutama aplikasi teknologi pendidikan yaitu aplikasi pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) melalui Internet diharapkan menjadi solusi meningkatkan kualitas juga dapat memperluas kesempatan belajar masyarakat.
Dengan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Jika dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena kesalahan ini bukan disengaja, tetapi karena ketidak tahuan dan kekurangan dari saya.
       Om Santih, Santih, Santih Om




                                                                               Jakarta,17 Oktober 2014

                                                                                           Penyusun

DAFTAR ISI

Judul                                                                                                      i
Kata Pengantar                                                                                    ii
Daftar Isi                                                                                              iii
BAB I
PENDAHULUAN
1

1.1 Latar Belakang
1

1.2 Rumusan Masalah
2

1.3 Tujuan Penulisan
2



BAB II
PEMBAHASAN


1.1   2.1 Fungsi Media Pembelajaran Dalam  Pendidikan Hindu

3

2.1   2.2 Penerapan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran Bidang Studi Agama Hindu

6



BAB III
PENUTUP
9

3.1 Kesimpulan
9

3.2 Saran
9

3.3 Daftar Pustaka
10



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) saat ini, seorang pendidik hendaknya memperhatikan perkembangan teknologi yang kian pesat. Hasil belajar di sekolah hanya mempunyai relevansi dengan tujuan kurikulum formal yang terbatas dan tidak memiliki relevansi yang berarti dengan kehidupan kemasyarakatan yang nyata, bahkan terkesan membosankan dan tidak lagi disenangi siswa. Dalam proses pembelajaran belum terjadi adanya transfer konsep budaya berpikir cerdas, kritis dan sistematis. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pendidik dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai media pendidikan. Salah satu contoh teknologi canggih dan banyak digunakan saat ini dalam pendidikan adalah komputer. Saat ini computer menjadi media dan sumber belajar serta media interaksi siswa dengan guru dalam belajar. Penggunaan komputer dalam pembelajaraan banyak digunakan namun dalam penerapanya belum banyak guru yang memahami dan memanfaatkan teknologi tersebut secara penuh atau optimal.
 Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Jika dilaksanakan dengan optimal komputer sebagai teknologi dan media pembelajaran interaktif guru dengan siswa akan mampu menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, belajar menyenangkan, tidak membosankan, dan meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga diperlukan keberadaanya untuk lebih menunjang dalam pembentukan individu yang aktif, berwawasan dan mengikuti perkembangan zaman. Belajar merupakan proses penuangan ide-ide ke dalam pengalaman baru. Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang tidak terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
Permasalahan yang timbul dalam penerapan media pendidikan, seperti kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran. Hal ini diakibatkan karena minimnya dana dari yayasan tersebut. kendalah yang lain juga dapat dilihat pada sumber daya manusia yang kurang menonjol seperti, pemakaian computer yang menggunakan bahasa inggris dan beberapa program aplikasi yang belum bisa dikuasai dengan sempurna seperti Microsoft Word, power point, exel dll.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja fungsi media pembelajaran dalam pendidikan?
2.      Bagaimana penerapan teori-teori belajar dalam pembelajaran bidang studi agama Hindu?

1.3  tujuan penulisan

2.      untuk memehami fungsi media pembelajaran
3.      mengetahui  Bagaimana penerapan teori-teori belajar dalam pembelajaran bidang studi agama Hindu









BAB II
PEMBAHASAN

2.2Fungsi Media Pembelajaran Dalam  Pendidikan Hindu
 

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audio, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif
c. Media Pembelajaran Berbasis Intenet
Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘interconnected-networking’) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakanInternet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Perkembangan kemajuan teknologi internet yang sangat pesat merambah kepenjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara, institusi dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya untuk pendidikan dan pembelajaran. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu/pembelajaran jarak jaub. Seseorang tidak perlu lagi harus hadir diruang kelas/kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran/perkuliahan. Cukup di tempat masing-masing yang dilengkapi dengan komputer dan sambungan intenet kegiatan pembelajaran telah dapat dilaksanakan. Artinya peserta didik dapat berinteraksi dengan sumber belajar, baik berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun instruktur/guru yang membina atau bertanggung jawab mengenai materi pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh dengan internet dapat diberikan dalam beberapa formatElectronic Mail, Bulletin Board/Newsgroup for discussion of special group, Download of course of materials or tutorial, Interaktif tutorial on web dan Real time inteaktive conferencing using multi object oriented system atau Internet Relay Chat (IRC)
Dengan email dapat dilakukan pengiriman materi pembelajaran, rencana pembelajaran & tujuan pembelajaran, menerima dan memberi penguatan/feedback. Dengan Newsgroup dapat dilakukan diskusi untuk kelompok-kelompok dalam membahas materi khusus yang telah ditentukan sebagai tema pembahasan. Dengan Web yang telah dirancang khusus untuk pembelajaran jarak jauh atau pendidikan dengan system yang lengkap dapat digunakan menjalankan operasional sebuah kampus online sehingga semua hal yang berkaitan dengan administrasi baik keuangan maupun akademik dan kemahasiswaan, kegiatan belajar mengajar online, evaluasi pembelajaran serta pemberian feedback telah termasuk di dalam sistem tersebut. Disamping itu dengan Internet Relay Chat bahkan dapat dilakukan konferensi dan diskusi antara peserta didik secara bersama-sama secara real time.
Heinich dkk (1986) mengemukakan 6 bentuk interaksi pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran interaktif untuk system pembelajaran jarak jauh (Distance Learning). Adapun bentuk-bentuk tersebut adalah :

1. Drill & Practice / Praktek dan Latihan
2. Tutorial/Tutorial
3. Games/Permainan
4. Simulation/Simulasi
5. Discovery/Penemuan
6. Problem Solving / Pemecahan Masalah
Pada intinya penggunaan media internet ini berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan antara audience dengan pengajar walaupun secara fisik kedua-duanya terpisah dalam jarak yang jauh tetap dapat berinteraksi.
Sejumlah institusi pendidikan jarak jauh didunia berupaya untuk menciptakan komunikasi yang interaktif melalui berbagai cara, misalnya dengan mendesain bahan ajar (learning materials) sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sarana tutorial bagi pengajar dan yang belajar dengan memanfaatkan media intenet. Dalam proses pembelajaran komunikasi dua arah (two way communication) berlangsung antara pengajar dan yang belajar, dimana pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan yang belajar memberikan tanggapan (respon) terhadap materi pembelajaran yang diterimanya. Pengajar tidak hanya berperan sebagai penyampai materi tetapi juga menerima umpan balik (feedback) dari pelajar serta memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang telah mereka peroleh dari pembelajaran tersebut. Sehingga audience senantiasa mendapatkan motivasi.

2.3    Penerapan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran Bidang Studi Agama Hindu

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran . kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa[1].
Yang dimaksud dengan ‘media’ meliputi media cetak, ( surat kabar, majalah), elektronik (tv, radio), online (facebook, twitter, dll). Perlu dicatat, agama Hindu tidak pernah disebarkan dengan bantuan pasukan berkuda (mercenaries) sambil merampok dan menjarah, atau bujukan uang dalam bentuk bantuan modal usaha, pendidikan dan kesehatan (monay). Agama Hindu menyebar luas ke berbagai belhan dunia, karena daya tarik filsafat dan praktik spiritualnya (sadhana). Di zaman modern ini, agama Hindu mau tidak mau bahkan harus menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan-pesannya yang bermanfaat bagi hidup bersama secara damaidan untuk membangun etika global dalam penyelamatan lingkungan[2].
Media massa cetak dan elektronik, merupakan sarana yang sangat ampuh untuk siar agama. Surat kabar nasional misalnya kompas, dicetak sebanyak 600.000 eksemplar, dan satu eksemplar dibaca oleh satu keluarga, minimal 2 orang. Media elektronk seperti tv ditonton oleh jutaan orang. Siar agama dalam bentuk berita, opini, features, diskusi, sinetron, kotbah dllnya. Semua bentuk siaran agama ini bisa tembus ke ruang keluarga, bahkan kamar tidur orang-orang Hindu. Namun, masyarakat Hindu belum dapat menggunakan sarana media massa cetak dan eelektronik, karena dua alasan. Pertama, adalah hambatan modal. Belum ada pengusah Hindu yang berani atau mampu menanamkan modalnya dimedia massa cetak atau elektronik dengan lingkup nasional, karena memerlukan biay yang sangat besar. Kedua, adalah hambatan mental.masyarakat Hindu umumnya, termasuk kaum intelektual, kurang berani atau masih enggan melakukan melakukan dialog kritis dengan pemikiran pemikian agama lain[3].
Saya lebih banyak akan mengangkat masalah kedua, kerena orasi ilmiah ini bukan tentang membangun media massa, tetapi tentang membangun daya kritis, sambil membangun upaya daya kritis, sambil mencari upaya bagaimana upaya kita menyiasati hambatan pertama dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, seperti media online dan media social. Sekalipun kedua jenis media ini memang belum memperoleh kepercayaan yang tinggi dari masyarakat, tetapi keduanya boleh dikatakan menembus hegemoni dan ‘blokade’ dari media massa cetak dan elektronik. Pendidikan Agama Hindu sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional harus memiliki kontribusi dalam rangka mengentaskan dekadensi moral dan efek negative lainnya yang memang merupakan ranah garapan dari bidang ini sejajar dengan pendidikan agama lainnya di Indonesia, pendidikan moral dan pendidikan seni, sosial dan budaya. Dalam upaya itu peningkatan prestasi belajar siswa dalam agama hindu tidak hanya terfokus pada prestasi pada apek kognitif saja tetapi adanya keseimbangan dengan prestasi belajar pada aspek psikomotor dan aspek afektif. Strategi pembelajaran dalam pendidikan dalam agama Hindu harus diselenggarakan tidak hanya menggunakan strategi expository, tetapi juga memanfaatkan strategi inquiry,yang pada akhirnya akan mempengaruhi penggunaan variasi metode pembelajaran, media dan sumber belajar. Strategi Expository mendorong penggunaan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab. Dalam hal ini lebih dominan terjadinya komunikasi searah dari guru/dosen kepada peserta didik, dimana pendidik mengexpos informasi, pengetahuan dan lainnya. Sedangkan dalam strategi Inquiry akan mendorong penggunaan metode diskusi, menemukan sendiri (discovery learning), studi tour, brainstorming, investigasi. Disamping itu strategi ini sangat mendorong pemanfaatan sumber belajar baik itu yang sengaja didisain( by design) untuk pembelajaran maupun yang tidak sengaja namun dapat dimanfaatkan ( by ultilization ) seperti sumber belajar berupa museum, laboratorium, internet, perpustakaan.

 

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran sangat banyak, dilihat dari berbagai sudut, baik dari segi sejarahnya, pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran, namun dari sekian banyak dari segi media pembelajaran, pada intinya media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu visual dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai sarana untuk mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap. Dalam kaitan dengan peningkatan prestasi belajar agama hindu dalam rangka pembinaan umat, perlu juga digali dan dimanfaatkan terutama aplikasi teknologi pendidikan yaitu aplikasi pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) melalui Internet diharapkan menjadi solusi meningkatkan kualitas juga dapat memperluas kesempatan belajar masyarakat.

3.2 Saran
            Demkianlah makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami mohon kritik dan saran dari para pembaca yang dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi pemakalah.





DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Ngakan Putu Putra, Membangun Data Kritis Umat Hindu Melalui Media


[1] Prof. Dr. AzharArsyad. media pembelajaran (Rajawali pers,Jakarta) hlm 15.
[2] Ngakan Putu Putra. Membangun daya kritis membangun umat hindu melalui media.hlm 3.
[3] Ibid.

No comments:

Post a Comment