Sunday, November 30, 2014

KEBERHASILAN CHAIRUL TANJUNG



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  
Pada zaman yang serba modern ini sudah jarang anak yang bekerja keras serta membantu orang tuanya. Lain halnya dengan sosok Chairul Tanjung, Beliau bekerja untuk membantu kedua orangtuanya, serta untuk biaya kuliahnya di Perguruan Tinggi Universita Indonesia. Meskipun beliau anak dari orang yang tidak mampu, dia berani mengambil jurusan Kedokteran Gigi yang biayanya tidak murah. Beliau ialah Chairul Tanjung, anak dari seorang wartawan waktu masa orde lama yang menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil, tetapi akibat perubahan menjadi orde baru yang berseberangan secara politik dengan penguasa akhirnya sang ayah dipaksa menutup usaha persnya, beliau pun bangkrut serta menjual seluruh harta benda miliknya termasuk rumahnya untuk melunasi hutang-hutang yang menumpuk.
                 Beliau sekeluarga akhirnya pindah dan tinggal di kamar losmen yang sempit. Beliau dan keenam saudaranya hidup berkecukupan. Beliau menghadapi masalah pada biaya kuliahnya. Ia pun mulai berbisnis dari dasar sekali, berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Selanjutnya, ia membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat tapi pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
                 Dari latar belakang tersebut, kita dapat merumuskan masalah yang terjadi di dalam hidup beliau yang diantaranya akan kita bahas pada perumusan masalah sebagai berikut.

1.2     Rumusan Masalah

1.     Bagaimana riwayat hidup dan Latar belakang Chairul Tanjung ?
2.     Bagaimana cara pemikiran Chairul Tanjung ?
3.     Berkarir dalam bidang apakah Chairul Tanjung ?
4.     Apa saja Nilai Positif dari Sosok Chairul Tanjung?


1.3.      Tujuan

1.         Untuk mengetahui latar belakang Chairul Tanjung.
2.     Untuk menjadikan Chairul Tanjung sebagai motivator.
3.     Untuk menambah wawasan tentang perjuangan hidup.
4.     Untuk Mengetahui Nilai Positif dari Chairul Tanjung.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Riwayat Hidup
              
Chairul Tanjung lahir tanggal 16 Juni 1962  di Jakartadalam keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah A.G. Tanjung beliau seorang wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
              Setelah itu beliaupun bersekolah di SD Van Lith Jakarta dan lulus pada tahun 1975. Beliaupun melanjutkan ke SMP Van Lith Jakarta yang satu atap dengan SD’nya terdahulu dan akhirnya lulus pada tahun 1978. Beliau melanjutkan ke SMA Negeri 1 Budi Utomo yang berada di Jakarta dan akhirnya Lulus pada tahun 1981. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Demi melanjutkan ke bangku perkuliahaan, Ibunya rela menjual kain halusnya untuk biaya tersebut. Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
              Kegiatan disamping pendidikan diatas yang dijalaninya ialah sebagai Anggota Komite Penasihat Prakarsa Jakarta yaitu Restrukturisasi PerusahaanDelegasi Indonesia untuk Asia-Europe Business ForumAnggota Pacific Basin Economic Council, Pengurus Yayasan Kesenian JakartaKetua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh IndonesiaAnggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia, dan Ketua Yayasan Indonesia Forum.

2.2       Pemikiran Chairul Tanjung
              
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan, ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar suratpun adalah penting.
              Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokalpun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
              Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Disinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
              Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha, seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya, tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.

2.3       Karir Chairul Tanjung
              
Karir beliau dimulai saat di bangku perkuliahan. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
              Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
              Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
              Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Maha gaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp.
              Seperti diketahui, Chairul Tanjung melalui kelompok usahanya yaitu Para Group mengakuisisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai lebih dari Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan Trans Corp melalui PT Trans Ritel, sebuah anak perusahaan Trans Corp. Setelah akuisisi oleh Trans Corp ini, maka komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV9,5%, dan Onesia BV 11,5%.
              Langkah Para Group tersebut merupakan aksi yang positif bagi dunia usaha di Indonesia. Selain itu, kehadiran pengusaha lokal disebuah perusahaan asing akan memberikan keyakinan bahwa kiprah Carrefour di Indonesia tidak semata-mata hanya untuk kepentingan pemodal asing. Akan tetapi bisa di harapkan beliau bisa mebantu para pelaku UKM, dengan dia masuk ,tidak lagi menimbulkan konfrontasi, jadi kuncinya ada di Chairul Tanjung, Setelah membeli 40% saham Carrefour, Chairul kini menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S.Bimantoro (mantan petinggi Polri) sebagai komisaris.
              Cerita bisnis Chairul Tanjung memang sudah meluas. Setelah menguasai bisnis stasiun televisi, bank hingga waralaba, Chairul Tanjung meluaskan bisnisnya ke ritel dengan membeli 40% saham PT Carrefour Indonesia.
              Beliaupun akhirnya menandatangani dan membeli sebagian besar saham Carrefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MOU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
              Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
              Pada tanggal 1 Desember2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega CorpTrans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
              Majalah Forbes, sebuah majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat yang didirikan pada 1917 oleh BC Forbes, pada Maret 2012 mengeluarkan daftar 1.226 orang terkaya di dunia. Sebanyak 17 di antaranya adalah orang Indonesia. Nah, nama Chairul termasuk di antara 17 nama itu. Tepatnya pada urutan 634 orang terkaya di dunia. Kekayaan pribadi Chairul disebut mencapai dua miliar dolar AS atau setara Rp 18 triliun (kurs: 1 dolar AS = Rp 9.000).
              Padahal, Chairul bukan berasal dari keluarga anak konglomerat Juga bukan anak jenderal. Bos CT Corp (Chairul Tanjung Corpora) yang menaungi puluhan perusahaan mengaku sebagai anak dari keluarga sederhana.


2.4.      Nilai Positif Dari Sosok Chairul Tanjung

1.      Kegigihan Chairul Tanjung dalam memperoleh pendidikan.
2.      Bagi Chairul Tanjung “Bahwa Pertemanan yang baik dapat membantu proses Perkembangan Bisnis”.
3.      Semangat Chairul Tanjung untuk Bangkit dalam Keterpurukan.
4.      Sifat Pantang Menyerah.

Dapat diambil dari cerita singkat Choirul Tanjung bahwa suatu kesuksesan itu dapat dicapai dengan :
Tanggung jawab
Merupakan sikap dan perilaku yang menanggung segala akibat dari perbuatan atau tindakan yang telah dilakukannya. Ini diwujudkan dalam perilaku yang konsekuen dan tuntasdalam melaksanalkan sesuatu, konsisten, dan diharapkan penyelesaiannya dapat dilakukan sampai akhir. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri.
     Asmawanti riyate sam rabhadhvam uttisthata pra tarata sakhayah,
    Atra jahama ye asann asevah sivan vayam uttaremabhivajan.
Rgveda X. 53. 8
“ Wahai teman-teman, dunia yang penuh dosa dan penuh duka ini berlalu bagaikan sebuah sungai yang alirannya di rintangi oleh batu besar ( yang dimakan arus air ) yang berat. Tekunlah, bangkitlah, dan seberangilah ia. Tinggalkanlah persahabatan dengan orang-orang tercela dan tidak bertanggung jawab . sebrangilah sungai kehidupan untuk pencapaiannya.



BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
              
Bahwa Chairul Tanjung dapat meraih kesuksesan bukan saat  ia berada dalam keluarga yg bercukupan, tetapi ia sukses pada saat keluarganya jatuh miskin . Dia berjuang untuk dapat membiayai kuliahnya dengan berbagai cara seperti berjualan buku kuliah stensilan, kaos dan lainya. Ia  juga bekerja keras untuk membantu kedua orang tuanya. Setelah  lulus kuliah, ia mencoba berbagai bidang pekerjaan . Dan dengan semangat dan kegigihannya ia dapat memperoleh kesuksesan seperti saat ini. Oleh karena itu kita sebagai siswa dapat meneladani sifat pantang menyerah beliau.

3.2       Saran
              
Sebagai  pengusaha yang sukses chairul tanjung harus tetap rendah hati . Supaya menjadi teladan yang baik bagi siswa – siswi diseluruh indonesia.























DAFTAR PUSTAKA


(diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 )
(diakses pada tanggal 12 Oktober  2014)
(diakses pada tanggal 13 Oktober 2014)


 

No comments:

Post a Comment