BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang serba modern ini sudah jarang anak
yang bekerja keras serta membantu orang tuanya. Lain halnya dengan sosok
Chairul Tanjung, Beliau bekerja untuk membantu kedua orangtuanya, serta untuk biaya
kuliahnya di Perguruan Tinggi Universita Indonesia. Meskipun beliau anak dari
orang yang tidak mampu, dia berani mengambil jurusan Kedokteran Gigi yang
biayanya tidak murah. Beliau ialah Chairul Tanjung, anak dari seorang wartawan
waktu masa orde lama yang menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil, tetapi
akibat perubahan menjadi orde baru yang berseberangan secara politik
dengan penguasa akhirnya sang ayah dipaksa menutup usaha persnya,
beliau pun bangkrut serta menjual seluruh harta benda miliknya termasuk
rumahnya untuk melunasi hutang-hutang yang menumpuk.
Beliau sekeluarga akhirnya pindah dan tinggal di kamar
losmen yang sempit. Beliau dan keenam saudaranya hidup berkecukupan. Beliau
menghadapi masalah pada biaya kuliahnya. Ia pun mulai berbisnis dari dasar
sekali, berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya.
Selanjutnya, ia membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di
bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat tapi pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
Dari latar belakang tersebut, kita dapat merumuskan
masalah yang terjadi di dalam hidup beliau yang diantaranya akan kita bahas
pada perumusan masalah sebagai berikut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup dan Latar belakang Chairul Tanjung ?
2. Bagaimana cara pemikiran Chairul Tanjung ?
3. Berkarir dalam bidang apakah Chairul Tanjung ?
4. Apa saja Nilai Positif dari Sosok Chairul Tanjung?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui latar belakang Chairul Tanjung.
2. Untuk menjadikan Chairul Tanjung sebagai motivator.
3. Untuk menambah wawasan tentang perjuangan hidup.
4. Untuk Mengetahui Nilai Positif dari Chairul Tanjung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Hidup
Chairul Tanjung lahir tanggal 16 Juni 1962 di Jakarta, dalam
keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah A.G. Tanjung beliau seorang wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam
keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena
berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut
memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Setelah itu beliaupun bersekolah di SD Van Lith
Jakarta dan lulus pada tahun 1975. Beliaupun melanjutkan ke SMP Van Lith Jakarta
yang satu atap dengan SD’nya terdahulu dan akhirnya lulus pada tahun 1978.
Beliau melanjutkan ke SMA Negeri 1 Budi Utomo yang berada di Jakarta dan
akhirnya Lulus pada tahun 1981. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi
Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Demi
melanjutkan ke bangku perkuliahaan, Ibunya rela menjual kain halusnya untuk
biaya tersebut. Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika
kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional
1984-1985.
Kegiatan disamping pendidikan diatas yang dijalaninya
ialah sebagai Anggota Komite Penasihat Prakarsa Jakarta yaitu Restrukturisasi Perusahaan, Delegasi Indonesia untuk Asia-Europe Business Forum, Anggota Pacific Basin Economic Council, Pengurus Yayasan Kesenian Jakarta, Ketua
Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia, dan Ketua Yayasan Indonesia Forum.
2.2 Pemikiran Chairul Tanjung
Chairul menyatakan bahwa dalam
membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi
juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik
akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan, ketika bisnis pada kondisi
tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul,
bahkan berteman dengan petugas pengantar suratpun adalah penting.
Dalam
hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokalpun bisa menjadi
perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.
Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya
perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut
Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis.
Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses
berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja
yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan
membangun integritas. Disinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
Dalam
bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar,
dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah
bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah
satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika
berusaha, seseorang ingin segera
mendapatkan hasilnya, tidak semua hasil bisa diterima
secara langsung.
2.3 Karir Chairul Tanjung
Karir beliau dimulai saat di bangku perkuliahan. Demi memenuhi
kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah
stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di
kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan
laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi pada akhirnya
mengalami kebangkrutan.
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti
Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank
Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak
padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang
sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha,
Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya
membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang.
Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis
inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih
Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut
dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo
sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni
Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan
investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di
bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang
finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi
Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega
Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut
membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah
Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia,
Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Maha gaya Perdana, Trans Fashion,
Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group
memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar
rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business
District pada 1999. Sementara di bidang investasi,
Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp.
Seperti
diketahui, Chairul Tanjung melalui kelompok usahanya yaitu Para Group
mengakuisisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai lebih dari Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan Trans Corp melalui PT Trans Ritel, sebuah anak
perusahaan Trans Corp. Setelah akuisisi oleh Trans Corp ini, maka komposisi pemegang saham PT
Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour
Netherland BV9,5%, dan Onesia BV 11,5%.
Langkah Para Group tersebut merupakan aksi yang positif bagi dunia usaha di
Indonesia. Selain itu, kehadiran pengusaha lokal disebuah perusahaan asing akan
memberikan keyakinan bahwa kiprah Carrefour di Indonesia tidak semata-mata
hanya untuk kepentingan pemodal asing. Akan tetapi bisa di harapkan beliau bisa mebantu para pelaku
UKM, dengan dia masuk ,tidak lagi menimbulkan konfrontasi, jadi kuncinya ada di
Chairul Tanjung, Setelah membeli 40% saham Carrefour, Chairul kini menjadi komisaris utama
PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan
S.Bimantoro (mantan petinggi Polri) sebagai komisaris.
Cerita bisnis Chairul Tanjung memang sudah meluas. Setelah menguasai bisnis
stasiun televisi, bank hingga waralaba, Chairul Tanjung meluaskan bisnisnya ke
ritel dengan membeli 40% saham PT Carrefour Indonesia.
Beliaupun akhirnya menandatangani dan membeli sebagian besar saham
Carrefour, yakni sejumlah 40
persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MOU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani
pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah
ternama Forbes merilis daftar orang
terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian,
menurut majalah tersebut, Chairul
Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan
bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1
miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki
peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
Pada
tanggal 1 Desember2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga
perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan
finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Majalah
Forbes, sebuah majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat yang didirikan pada
1917 oleh BC Forbes, pada Maret 2012 mengeluarkan daftar 1.226 orang terkaya di
dunia. Sebanyak 17 di antaranya adalah orang Indonesia. Nah, nama Chairul
termasuk di antara 17 nama itu. Tepatnya pada urutan 634 orang terkaya di
dunia. Kekayaan pribadi Chairul disebut mencapai dua miliar dolar AS atau
setara Rp 18 triliun (kurs: 1 dolar AS = Rp 9.000).
Padahal, Chairul bukan berasal dari keluarga anak
konglomerat Juga bukan anak jenderal. Bos CT Corp (Chairul Tanjung Corpora)
yang menaungi puluhan perusahaan mengaku sebagai anak dari keluarga sederhana.
2.4. Nilai Positif Dari Sosok
Chairul Tanjung
1. Kegigihan Chairul Tanjung dalam memperoleh pendidikan.
2. Bagi Chairul Tanjung “Bahwa Pertemanan yang baik dapat
membantu proses Perkembangan Bisnis”.
3. Semangat Chairul Tanjung untuk Bangkit dalam
Keterpurukan.
4. Sifat Pantang Menyerah.
Dapat
diambil dari cerita singkat Choirul Tanjung bahwa suatu kesuksesan itu dapat
dicapai dengan :
Tanggung jawab
Merupakan
sikap dan perilaku yang menanggung segala akibat dari perbuatan atau tindakan
yang telah dilakukannya. Ini diwujudkan dalam perilaku yang konsekuen dan
tuntasdalam melaksanalkan sesuatu, konsisten, dan diharapkan penyelesaiannya
dapat dilakukan sampai akhir. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan
diri sendiri.
Asmawanti riyate sam rabhadhvam uttisthata
pra tarata sakhayah,
Atra jahama ye asann asevah sivan vayam
uttaremabhivajan.
Rgveda X. 53. 8
“
Wahai teman-teman, dunia yang penuh dosa dan penuh duka ini berlalu bagaikan
sebuah sungai yang alirannya di rintangi oleh batu besar ( yang dimakan arus
air ) yang berat. Tekunlah, bangkitlah, dan seberangilah ia. Tinggalkanlah
persahabatan dengan orang-orang tercela dan tidak bertanggung jawab .
sebrangilah sungai kehidupan untuk pencapaiannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa Chairul Tanjung dapat meraih kesuksesan bukan saat ia
berada dalam keluarga yg bercukupan, tetapi ia sukses pada saat keluarganya
jatuh miskin . Dia berjuang untuk dapat membiayai kuliahnya dengan berbagai
cara seperti berjualan buku kuliah stensilan, kaos dan lainya. Ia juga bekerja keras untuk membantu kedua orang tuanya. Setelah lulus kuliah, ia
mencoba berbagai bidang pekerjaan . Dan dengan semangat dan kegigihannya ia
dapat memperoleh kesuksesan seperti saat ini. Oleh karena itu kita sebagai
siswa dapat meneladani sifat pantang menyerah beliau.
3.2 Saran
Sebagai pengusaha yang sukses chairul tanjung harus tetap rendah
hati . Supaya menjadi teladan yang baik bagi siswa – siswi diseluruh indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
(diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 )
(diakses pada tanggal 12 Oktober 2014)
(diakses pada tanggal 13 Oktober 2014)
No comments:
Post a Comment