Wednesday, October 8, 2014

Makna Hari Purnama Sasih Kapat Pada Umat Hindu

Suara Balam - Purnama sasih kapat, yang jatuh pada Budha Kliwen, Sinta (8/10) sekarang, dianggap sebagai hari terbaik melaksanakan upacara Dewa Yadnya di Bali. Meski hari-hari dan sasih-sasih lainnya juga baik. Diyakini, selama satu bulan ke depan sejak purnama, vibrasi dari dewasa baik ini, yang ditandai bunga-bunga mulai mekar, masih pada siklus kartika massa. Momen ini di Bali disambut sebagai hari penuh berkah dan kesucian.



Purnama sasih kapat itu jika ditelah dari konsep lunar-solar sistem, bulan-matahari. Keberadaan bulan kebetulan persis berada pada posisi garis lurus di atas katulistiwa. Jadi pada momen fenomena alam seperti itu, bulan bersinar penuh. Secara filosofis sangat baik untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya. Betapa tidak, pada saat itu suasana alam sangat indah. Vibrasi dan atmosfer bumi sangat kondusif, mendukung pendakian spiritualitas para sadhaka. Suasana alam itu  ditandai mulai muncul gerimis atau istilahnya riris, selain itu bunga-bunga mulai mekar, semerbak mewangi, berselimut kabut setelah masa kemarau panjang berlalu. ''Momen seperti itulah sebagai hari terbaik untuk upacara Dewa Yadnya.

Hari terberkati seperti itu tidak saja dimaknai secara mendalam oleh masyarakat kebanyakan. Para kawi juga berkreativitas menuangkan imajinasinya secara intens. Para kawi malah melakukan perjalanan suci, berkelana mencari inspirasi ke gunung dan laut, yang lumrah disebut nyegara  giri atau pasir-ukir. Di pesisir, pohon-pohon pandan atau pudak mulai mekar berbunga. Para kawi merenung melakukan ekagrata -- memusatkan pikiran -- memuja Dewa Smara -- Dewa Keindahan -- yang tiada lain adalah Hyang Hyaning Kartika atau dikenal sebagai Dewa Bulan. Aktivitas, yoga sastra yang dilakukan para kawi itu merefleksikan ada suatu laku kosentrasi aksara pada ujung pengutik. Memang pada saat proses yoga sastra, para kawi itu masih sifatnya dualitas. Akan tetapi pemusatan pikiran lewat perenungan mendalam dan terpusat sangat lama para kawi itu pada hakikatnya bertujuan mencari adwaita ananda atau penyatuan kebahagiaan.

3 comments: