Om Swastyastu.
Disini saya akan mencoba menulis
berbagai pengalaman yang pernah saya lakukan sebelum saya memulai di dunia
perkuliahan seperti yang sekarang saya jalani. Sebelum saya memulai mengisahkan
kehidupan yang pahit ini, saya berharap pembaca memaklumi tulisan yang saya
buat ini karena kekurangan dalam ejaan dalam pembacaannya.
Awal kisah saya adalah anak kelima
dari tujuh bersaudara, nama saya wayan tarna, nama panggilan saya bisa wayan,
tar, ataupun tarna. Tapi kebanyakan orang memanggil saya wayan. Saya lahir pada
tanggal 3 mei 1992 di balinuraga, kecamatan way panji, kalianda lampung
selatan. Nama ibu saya nyoman resi dan bapak saya ketut ledang. Kedua orang tua
saya berprofesi petani. Dari keluarga yang serba kurang inilah saya dididik dan
dibesarkan sampai sekarang ini. Walaupun kehidupan keluarga saya serba
kekurangan, namun saya tetap bersyukur dan berterimakasih kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas Segala yang diberikan kepada saya dan keluarga saya. Selain itu
saya sangat bangga kepada kedua orang tua saya kerana selalu memberikan
kebahagian dan perhatiannya secara tulus iklas kepada anak-anaknya. Sejak saya
kecil orang tua saya selalu berkata, “kelak kamu dewasa nanti semoga kamu
menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan lingkungan dimana kamu tinggal
nanti”. Kata-kata ini yang membuat saya selalu berusaha agar saya bisa
membahagiankan kedua orang tua saya bagaimanapun caranya. saya selalu bermimpi
apakah saya bisa menjadi orang yang diinginkan kedua orang tua saya? Pertanyaan
itu selalu muncul ketika saya menjelang tidur dan melihat foto kedua orang tua
saya. Kerena tekat yang bulat, saya muali bekerja keras setelah saya selesai
sekolah di tigkat pertama (SMP). Setelah saya selesai sekolah, saya baru
mengerti betapa susahnya mencari uang untuk memenuhi kehidupan ini. Dulu saya
pernah bermimpi apakah saya bisa masuk SMA bahkan saya Berkhayal apakah saya
bisa KULIAH? Mimpi itu saya kubur dalam-dalam karena semua itu mustahil. Bagaimana
tidak, sayakan terlahir dari orang yang tak punya, bagaiman mimpi itu bisa jadi
kenyataan!. Semenjak itu saya langsung merantau ke kota Bandar lampung untuk
bekerja jadi pembantu rumah tangga. Hidup saya pun semakin menyedihkan karena
harus meninggalkan angota keluarga yang saya sangat cintai. Meski saya tidak
meninggalkan mereka untuk slama-lamanya. Tidak terasa setahun sudah saya di
perantauan. Diri inipun tidak kuasa menahan kerinduan yang selama bertahun
tahun di kota sehingga ingin rasanya
untuk bertemu keluarga di rumah. Hal itu pun jadi kenyataan setelah saya
mengajukan permohonan saya untuk pulang kampung. Seminggu sudah saya berada
dikampung, tiba saatnya saya untuk kembali kerja lagi. Saat saya sudah bekerja 6
bulan jadi pembantu, tiba-tiba saya diajak kakak saya kerja di Karawaci Kota
Tanggerang sebagai pelayan sebuah rumah makan. Pekerjaan itu sangat saya sukai
karena lebih asyik dan lebih santai meskipun tidurnya selalu jam 12 malam. Saya menjadi pelayan kira-kira 8 bulan. Setelah
itu saya mencoba melamar kerja di Jakarta, sehingga saya pun mendapatkan
pekerjaan sebagai pembantu di sebuah komplek perumahan di Bilangan Jakarta
Selatan. Saya beruntung banget dapat majikan orang Jepang, dan yang pasti Baik
hati dan tidak sombong dan satu lagi, dia suka menabung. Hehehehehehe…………………………………………..
…………………………
Setelah saya satu tahun di Jakarta,
tiba-tiba saya dikagetkan dengan kabar dari orang tua saya bahwa kakak saya mau
pergi ke negeri sakura. Tentu hal itu sangat membuat hati ini bertanya-tanya
apakah dia tidak tahu kalau biaya ke Jepang itu sangat mahal, dan dari mana
biayanya? Sedangkan kebutuhan keluarga saya sehari-haripun kadang tidak
tercukupi. Namun saya yakin bahwa keputusan kakak saya untuk ke Jepang merubah
keadaan ekonomi keluarga Saya. Sayapun menghargai keputusan kakak saya, karena
dia yang bakal menjalani kehidupan yang dipilihnya. Saya dan semua keluarga
hanya bisa berdoa saja, semoga tuhan selalu memberikan jalan yang terbaik bagi
keluarga saya. Oktober 2012, saya pulang ke kampong halaman saya. Setiba saya
di kampong hati ini sangat senang gak karuan, gimana tidak girang, setelah sekian
lama tak bertemu dengan keluarga besar. Saat saya di kampong, tiba-tiba kakak
saya menyarankan agar aku ikut Sekolah Paket C (SMA). Langsung saya bertanya, “untuk
apa aku ikut hal macam itu? Berapa biayanya?. Setalah itu kakak saya
menjelaskan kegunaannya sampai saya bisa memahami arti pentingnya sebuah
pendidikan. Setelah saya mendapatkan ijasah tersebut saya langsung melamar
kerja PT di kawasan Serang. Namun hal
tersebut tidak kesampaian karena saya mendapatkan informasi kalau di Jakarta
ada Perkuliahan yang Gratis. Saya langsung tergiur dengan iming-iming kuliah
Gratis tersebut hingga saya mendaftarkan diri ke Parisada Hindu Daerah dimana
saya tinggal. Sampai akhirnya saya menjadi Mahasiswa di sebuah kampus Hindu di Jakarta
Timur. Hal ini sangat tak ku duga, karena mimpi saya bisa jadi kenyataan. Selang
beberapa Tahun di Jakarta, saya pun merasakan bahwa kehidupan di perantauan
sangatlah berat. Apalagi saya di Jakarta tidak mempunyai satupun anggota
keluarga. Tidak terasa Saat ini saya sudah semester 4. Tinggal dua tahun lagi
untuk menyelasaikan perkuliahan ini. Semoga tuhan selalu memberikan
pencerahannya untuk mengarungi kehidupan di zaman kaliyuga ini.
Teman-teman tetap semangatlah
menjalani kehidupan ini dalam keadaan apapun anda alami. Dan selalu bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang diberikannya terhadap kita. Mungkin sampai disini
cerita saya, lain kali saya sambung lagi yaa.
Bersambung……………………………………………………
CURCOLLLLLLL niehhhh ente.....
ReplyDelete