WIRACARITA
BALA KANDA
kisah
Ramayana dibuka dengan kisah seorang raja dari kerajaan Ayodya, Dasarata. Dasarata adalah
seorang raja yang baik yang selalu melakukan darma dan memahami betul kitab
suci Veda. Sayangnya, ia tak memiliki seorang pun putra yang membuatnya begitu
bersedih hati.
Suatu
hari, ia teringat bahwa untuk mendapatkan sesuatu, ia harus memberikan
persembahan. Persembahan yang terbaik saat itu adalah
kuda. Sang raja pun memanggil para penasihatnya dari kalangan Brahmana
dan mengajak mereka berunding tentang niatnya itu. Para brahmana menyambut baik
dan memberikan saran mereka tentang apa yang sebaiknya raja itu lakukan supaya
upacara persembahannya berlangsung dengan sempurna.
Dengan
bantuan Risyaringa, seorang brahmana suci,
upacara persembahan pun berlangsung dengan sempurna. Ketika upacara itu
selesai, diungkapkanlah ramalan bahwa Dasarata akan memiliki empat orang anak
lelaki yang membawa nama keluarga Dasarata ke dalam kejayaan.
Enam musim
kemudian, lahirlah putra-putra raja tersebut. Istri pertama, Kausalya, melahirkan Rama yang ditakdirkan untuk
menjadi penguasa jagad raya. Istri kedua, Sumitra,
melahirkan putra kembar, Laksmana dan Satrugna, yang ahli dalam
menggunakan senjata dan memiliki seperempat kekuatan Wisnu. Sedangkan istri terakhir,
Kaikeyi, melahirkan Barata, yang memiliki
seperempat kekuatan Wisnu dan seperempat kebijaksanaannya.
Waktu pun
berlalu. Keempat putra Dasarata itu tumbuh menjadi lelaki yang mengagumkan,
tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi spiritual. Mereka adalah
pangeran-pangeran yang gagah perkasa tetapi lembut dan rendah hati, juga
memahami betul kitab suci. Dasarata yang mulai memikirkan perkawinan mereka
tiba-tiba kedatangan seorang tamu, Wismawitra, seorang
petapa suci.
Kedatangan
Wismawitra adalah untuk meminta Dasarata agar bersedia 'meminjamkan' putranya
untuk melindungi upacara sucinya dari gangguan raksasa. Dasarata, yang begitu
menyayangi Rama, keberatan dengan hal ini. Putra kesayangannya yang masih belia
itu mana sanggup mengalahkan raksasa besar yang bahkan tak sanggup dikalahkan
oleh para dewa. Apalagi, ternyata dalang dari semua itu adalah Rawana, raja para raksasa yang kejam.
Wismawitra
marah atas penolakan Dasarata, hingga bumi berguncang karenanya. Dasarata
akhirnya disadarkan oleh penasihatnya, Wasista,
akan maksud Wismawitra sebenarnya. Wismawitra bukan ingin mencelakakan Rama,
tetapi justru ingin menunjukkan kepada dunia, siapa Rama sebenarnya. Wismawitra
sendiri dapat dengan mudah mengalahkan para raksasa, tapi ia sengaja memilih
Rama, supaya nama pangeran itu cemerlang. Akhirnya, Dasarata menyuruh Rama dan
Laksmana untuk pergi bersama Wismawitra menumpas raksasa jahat kaki tangan Rawana itu, Marica dan Subalu.
Rama
berhasil membunuh Tataka, seorang raksasi
(awalnya saya kira ini typo, tetapi ternyata memang benar raksasi. Kata ini
digunakan untuk penyebutan raksasa perempuan), meskipun awalnya Rama enggan
membunuhnya karena ia seorang perempuan. Setelah mengalahkan Tataka, Rama
menerima senjata-senjata sakti dari Wismawitra,
yang konon mampu mengalahkan dewa, raksasa, gandarwa,
dan naga.
Rama
kemudian diajak berkelana oleh Wismawitra, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah
kerajaan yang dipimpin oleh Raja Janaka. Raja
Janaka memiliki putri yang sangat cantik bernama Sita.
Sita sebenarnya bukan putri kandung Raja Janaka. Sita
'lahir' begitu saja di ladang persembahan Raja Janaka, hingga ia
diberinama seperti itu yang artinya adalah 'jalur bajakan'.
Hanya
manusia luar biasa yang mampu menikah dengan Sita. Raja Janaka memberikan
syarat bagi semua pelamar untuk mengangkat busur
keramat yang dulu diberkati oleh Siwa.
Tak ada seorangpun yang mampu mengangkat busur itu. Rama, dengan restu dari
Wismawitra, akhirnya sanggup mengangkat busur sakti itu. Dengan demikian, Raja
Janaka memutuskan untuk menikahkan putri kesayangannya dengan Rama.
Pernikahan
Rama dan Sita berlangsung meriah. Raja Janaka juga memberikan putri-putrinya
kepada saudara laki-laki Rama lainnya, Laksmana, Satrugna, dan Barata.
Sampai di sini, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa nama istri
Rama adalah Sita dan bukan Sinta. Sementara selama ini yang kita kenal sebagai
pasangan Rama adalah Sinta. Dimana ada Rama, disitulah Sinta ada. Dan ternyata,
jawabannya adalah... Pelafalan Sita dalam bahasa Sansekerta itu sama dengan
Sinta. Tulisan aslinya sendiri adalah Seetha.
Pesan Pendidikan yang terkandung : Meskipun Rama, Laksmana, Satrugna dan
Bharata, mempunyai kelebihan dari segi Fisik maupun Spiritual. Namun Rama cs
tidak pernah Sombong. Ia tetap menjadi pribadi gagah perkasa lembut dan rendah
hati.
Nilai Spiritual yang terkandung :Raja Ayodya,
Dasarata memimpikan sorang putra, karena setelah sekian tahun Dasarata
Mendambakan seorang Putra. Dengan Melakukan Upacara dengan cara
memepersembahkan seekor Kuda, Dasarata meminta bantuan kepada seorang temannya
yaitu Risyaringa (Barhmana Suci) Upacara berjalan dengan sempurna, pada
akhirnya Dasarata diramalkan akan dikaruniai seorang Putra.Dan enam musim
kemudian lahirlah empat putra yang gagah perkasa dan Rupawan.
0 comments:
Post a Comment