TRI
HITA KARANA
(
WUJUD KESEIMBANGAN ALAM)
Oleh
: Wayan Tarna
Dosen
Pembimbing : Untung Suhardi
NIM:1309.00.1043
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU DHARMA
NUSANTARA JAKARTA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Om swastyastu
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Hyang Widi atas Asung Waranugraha
yang telah diberikan kepada kita semua. Penyusun sangat bersyukur kepada-Nya
karena dalam penulisan makalah ini dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini sengaja saya mengangkat judul “WUJUD KESEIMBANGAN ALAM” karena banyak orang mulai mengabaikan hal
tersebut.
Pada dasarnya ajaran tri hita karana
menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan
itu meliputi: hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan Manusia dan
hubungan manusia dengan Alam yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
Dengan kerendahan hati saya mengucapkan
terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Jika dalam penulisan
makalah ini ada kesalahan, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena
kesalahan ini bukan disengaja, tetapi karena ketidak tahuan dan kekurangan dari
saya.
Om Santih, Santih, Santih Om
Jakarta,9 mei
2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya jaman diera
globalisasi seperti saat ini , bayak orang mengabaikan konsep Tri Hita Karana .banyak penyimpangan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya, Apalagi yang berada di kota-kota
besar seperti di Jakarta saat ini. Manusia berbuat semaunya terhadap alam
semesta dengan cara merusak tanpa memikirkan akibatnya.semua itu hanya demi
kepuasan yang bersifat duniawi semata saja .dalam agama hindu mengenal kosep tri
kerangka agama yaitu, tatwa, susila dan upacara. Ketiga hal tersebut harus beriringan berjalan demi
terciptanya keharmonisan. Maka dari itu saya mengangkat kembali makalah ini
dengan judul Tri Hita Karana”wujud
keseimbangan alam semesta”.
Manusia sebagai mahluk hidup yang harus
beriteraksi dengan tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya. Manusia mempengaruhi
lingkungan hidupnya sebab mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidupnya[1].
Sebaliknya , manusia juga tergantung pada lingkungannya. Maka dari itu kita
harus menjaga alam ini dengan sebagai mana mestinya (melestarikannya). Hampir
setiap hari manusia merusak lingkungan yang tanpa disadari sebab akibatnya
nanti. Contohnya:manusia slalu membuang sampah disembarangan tempat, penebangan
pohon secara liar dan pengerukan isi bumi.
Hubungan manusia dengan alam lingkungan
perlu terjalin secara harmonis, jika keharmonisan tersebut dirusak oleh
tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan murka dan marah. Jangan salahkan
bilamana terjadi musibah kalau ulah manusia suka merusak lingkungan. Tanpa
disadari alam lingkungan telah memeberikan kebebasan kepada manusia untuk dimanfaatkan
demi kesejahteraan hidupnya. Untuk itu kita patut bersyukur kepada Tuhan atas
segala ciptaanya dan kita patut menjaga alam ini dengan sebaik-baiknya.
Maka dari itu saya mencoba untuk
memberikan penjelasan kembali tentang Tri
Hita Karana. Karena menusia sudah mulai tidak menjalankan ajaran tersebut
didalam kehidupannya. Semoga kedepannya manusia bisa menjalankan ajaran Tri Hita Karana demi terciptanya
keharmonisan didunia ini.
1.2
Rumusan
Masalah
Pada jaman modern sekarang ini hubungan
manusia dengan manusia sudah berubah amat jauh. Dari hubungan yang berdasarkan
kasih sayang berubah menjadi hubungan yang berdasarkan kepentingan. Keramah
tamahan akan diwujudkan kepeda seorang atau sekelompok orang karena adanya
kepentingan-kepentingan tertentu. Maka dari itu saya ada beberapa rumusan
masalah yang akan saya bahas yaitu:
1. Apakah
yang dimaksud dengan Tri Hita Karana?
2. Apa
saja bagian-bagian dari Tri Hita Karana dan penjelasanya?
3. Bagaimanakah
Implementasi Tri Hita Karana?
4. Bagaimana
cara menjaga kelestarian alam?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam
pembahasan makalah ini ada beberapa tujuan dari penulis antara lain adalah
sebagai berikut :
1.
Dapat mengetahui arti Tri Hita Karana
2. Untuk menambah wawasan tentang Tri Hita Karana
3. Kita
tahu cara manjaga Alam
4. Kita
bisa tahu sebab akibat ajaran Tri Hita
Karana
1.4 Manfaat Penulisan
- Untuk menambah wawasan tentang Tri hita karana.
- Sebagai bahan wacana dan refrensi di Perpustakaan STAH Dharma Nusantara Jakarta
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tri Hita Karana
Istilah Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata Tri Hita
Karana. Tri berarti tiga; Hita
berarti baik, senang, gembira, lestari; Karana
berarti penyebab atau sumbernya sebab.
Tri Hita Karana berarti tiga buah unsur
yang merupakan sumbernya sebab yang memungkinkan timbulnya kebaikan.
Ketiga unsur yang dimaksudkan dalam Tri
Hita Karana itu, yaitu unsur Unsur jiwa(Atman); unsur tenaga; kekuatan, Prana; unsur badan wadah (sarira).
Kalau kita dilihat dari Veda yang berkaitan dengan Tri
Hita Karana ini, Nampak jelas tertuang dalam Kekawin Ramayana Sargah 1.3, yaitu bagaimana sang Dasaratha berbuat kasih kepada sesama
mahluk ciptaan Tuhan, berbuat pemujaan kepada leluhur, dan pemujaan kepada
Deva-deva.
Perilaku
hubungan yang selaras serasi dan seimbang manusia terhadap sesamanya, terhadap
Tuhannya, terhadap Alam semesta beserta isinya akan menjadikan manusia utama
seperti halnya sang Dasaratha. Jadi Tri
Hita Karana sebagai perwujudan kesejahteraan dan kebahagiaan dimana ketiga
unsur Ida Sanghyang Widhi/Tuhan (super natural power), Manusia (mikrokosmos), dan Alam semesta/Bhuwana (Macrocosmos) harus saling menjaga.[2]
2.2
Bagian-bagian Tri Hita Karana
Bagin-bagian
Tri Hita Karana yaitu;
- Parahyangan
Parahyangan
adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa). Atman[3]
yang ada dalam diri manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran tuhan yang
menyebabkan manusia dapat hidup. Smua yang ada didunia ini adalah ciptaan
Tuhan, olah karena itu kita patut berterimakasih dengan-Nya, atas segala
pemberian dari-Nya. Rasa berterimakasih dan sujud bhakti itu, dapat dinyatakan
dalam bentuk puja dan puji terhadap kebesarannya yaitu: dengan beribadah dan
melakukan perintahnya, dengan melaksanakan tirta
yatra[4]
atau Dharma Yatra[5]
yaitu kunjungan ketempat-tempat suci,dan melaksanakan Yadnya.
2.
Pawongan
Pawongan
adalah hubungan manusia dengan manusia.
Manusia bersifat individu maupun social sehingga memerlukan hubungan antara
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Karena itu hubungan antra
sesamanya harus selalu baik dan harmoni. Hubungan manusia antara manusia harus
diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh. Hubungan antara
keluarga harus harmoni, hubungan dengan masyarakat lainnya harus harmoni.
Hubungan baik ini akan menciptakan kedamaian lahir bhatin didalam masyarakat.
Kalau masyarakatnya aman, nyaman, tentram dan damai akan menciptakan suatu
Negara yang tentram dan sejahtera.
3.
Palemahan
Palemahan adalah hubungan antara manusia
dengan alam/lingkungan. Manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungan sekitar. dengan demikian
manusia sangat tergantung kepada lingkungannya.
Oleh karena itu manusia harus memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya
harus slalu dijaga dan dipelihara serta tidak merusaknya. Dengan terjadinya
hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam, maka sebagai sebab terjadinya atau tercapainya kebahagiaan
dan kesejahteraan bersama.
Dengan
terjadinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam, maka sebagai sebab terjadinya atau tercapainya
kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Dari uraian konsep Tri Hita Karana dapat
disimak dua pengertian yang saling berkaitan yaitu;
a.
Pengertiaan Bhuana Agung
Bhuana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut
makrokosmos. Semua gugusan matahari,
bintang, planet, bumi,bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Bhuana
Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini
sehingga Tuhan sering diberikan gelar seru sekalian alam. Akibat Tuhan
memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau
peredaran alam semesta ini.
b.
Bhuana Alit.
[6]Bhuana
Alit terdiri dari dua kata yaitu Bhuana dan alit. Kata Bhuana artinya dunia dan Alit artinya kecil. Jadi Bhuana
Alit adalah dunia alam yang kecil. Bhuana Alit diantaranya adalah manusia,
binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Manusia mempunyai tiga kekuatan yang hidup yang
disebut Tri Pramanan, yaitu Idep(pikiran),
Sabda(suara), dan Bayu(energy/gerak).
Unsur-unsur
Bhuana Agung atau benda nyata ini disebut
dengan Panca Maha Bhuta (lima unsur
zat alam) yang terdiri dari :
1. PARTHIWI yaitu zat padat yang terdiri dari benda
padatv misalny, batu,tanah dll.
2. APAH
yaitu zat cair yang terdiri dari benda
cair misalnya, air.
3. TEJA
yaitu sinar atau cahaya yang memberi penerangan kepada alam ini, sehinggah
terjadi sinar terjadi sinar yang terang menderang seperti sinar matahari yang
merupakan sinar panas.
4. BAYU yaitu
gas atau udara yang ada disekitar manusia, sehinggah manusia bisa hidup dan
bernafas.
5. AKASA yaitu
Ether.
2.3 Implementasi
Tri Hita Karana
Tri Hita
Karana merupakan konsep atau ajaran
dalam agama hindu selalu ,menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup
secara rukun dan damai. Tri hita karana bisa diartikan secarai tiga penyebab
leksikal yang berarti tiga penyebab kebahagiaan. Tri yang artinya tiga Hita
artinya sejahtera dan Karana artinya
penyebab. Ada pun tiga hal tersebut adalah parahyangan, pawongan dan palemahan.
Pembagian ajaran Tri hita karana
meliputi
1.
Parahyangan
Parahyangan berasal dari kata
hyang yang artinya Tuhan. Dalam arti yang sempit parahyangan berarti tempat
suci untuk memuja Tuhan. Menurut tinjauan dharma susilanya, manusia menyembah dan berbakti
kepada tuhan disebabkan oleh sifat-sifat prana(mulia) yang dimilikinya. Kita
sebagai umat yang beragama yang bernaunga dibawah perlindunganya sangat
berhutang budi lahir bhatin kepada beliau. Dan hutang budhi tersebut tak akan terbalas
oleh apapun. Karena hal tersebut diatas, maka satu-satunya Dharma/susila yang
dapat kita sajikan kepada beliau hanyalah dengan jalan mengaturkan parama
sukmaning idep atau rasa terima kasih kita yang setinggi-tingginya kepada
beliau. Adapun contoh implemenasi rasa syukur kita dengan tuhan adalah dengan
jalan:
a. Dengan
khidmat dan sujud bhakti mengaturkan
yadnya dan persembahan kepada tuhan yang maha esa.
b. Berziarah/berkunjung
ketempat suci atau tirta yatra untuk memohon kesucian lahir dan bhatin.
c. Mempelajari
dengan sungguh-sungguh ajarannya mengenai ketuhanan, mengamalkan serta menuruti dengan teliti ajaran-ajaran
kerohanian atau pendidikan mental spiritual. Dalam Bhagawadgita IX-14 dikatakan
bahwa:
sataṁ kīrtayanto māṁ[7]
yatantaś ca dṛḍha-vratāh,
namastantaś ca maṁ bhaktyā
nitya-yuktā upāsate.
Terjemahan:
Berbuatlah
selalu dengan hanya memuji-Ku
Dan
lakukanlah tugas pengabdian itu dengan
Tiada
putus-putusnya. Engkau yang memuja
-Ku Dan tiada
henti-hentinya itu serta
kebhaktian yang
kekal adalah dekat dengan-
Ku
Kita sebagai umat manusia yang beragama dan bersusila harus
menjunjung dan memenuhi kewajiban antara lain, cinta pada kebenaran, kejujuran,
keiklasan dan keadilan. Dengan demikian jelaslah hubungan manusia dengan tuhan.
Hubungan ini harus dipupuk dan ditingkatkan terus kearah yang lebih suci lahir
dan bhatin. Sesuai dengan swardharmaning
umat yang religious, yakni untuk dapat mencapai” moksartham jagadhita ya caitri dharma” yakni untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan
kesempurnaan kebahagiaan rohani yang langgeng(moksa).
2.
Pawongan
Pawongan
berasal dari kata wong(dalam bahasa jawa) yang artinya orang. Pawongan adalah
perihal yang berkaitan dengan orang dalam suatu kehidupan masyarakat. Dalam
arti yang sempit artinya kelompok manusia yang bermasyarakat yang tinggal dalam satu wilayah.
Selain menyelaraskan hubungan dengan tuhan,
kita sebagai mahluk social kita harus membina hubungan dengan sesame manusia
dan mahluk lainnya. Yang dimaksud hubungan antar manusia
dengan mahluk lainnya adalah hubungan antar anggota keluarga,
masyarakat, anatra anak, suami istri dan lainnya.hubungan manusia dengan mahluk
lainnya hendaknya dapat menciptakan suasana yang rukun, harmonis dan damai
serta saling membantu sesama lain dengan hati yang penuh cinta kasih. Dalam
manu smerti II,138 disebut :
“satyam bruyat priyam bruyam[8]
Nabruyam satyam, priyam canartam,
Bruyat
esa dharmah sanatanag”
Terjemahannya :
berkatalah yang sewajarnya jangan mengucapkan
kata-kata yang kasar, walaupun itu benar. Jangan pula mengucapkan kata-kata
leah lembut tetapi dusta, inilah hukum susila yang(Sanatana Dharma).
Perilaku yang baik adalah dasar
mutlak dalam kehidupan sebagai manusia, karena dengan berbuat susila manusia
dapat meningkatkan taraf kehidupannya baik didalam sekala maupn niskala.
3.
Palemahan
Palemahan berasal dari kata lemah yang artinya tanah. Palemahan juga berate bhuana atau alam. Dalam artinya
yang sempit palemahan berarti wilayah suatu pemukiaman atau tempat tinggal.
Manusia hidup dimuka buma ini memerlukan
ketentraman, kesejukan, kedamaian dan kesenangan lahir dan bhatin. Manusia
hidup di alam dan dari hasil alam. Hal inilah yang melandasi terejadinya
hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta ini. Untuk menjaga keseimbang
dan keharmonisan alam, umat hindu melaksanakan tumpek uye(tumpek kandang), yang
bertujuan untuk menjaga kelestarian hidup binatang dan melaksanakan tumpek
warige(tumpek bubuh)untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan .
Demikin penjelasan mengenai
pembagian dari tri hita karana tersebut.
arti penting ajaran tri hita karana ini
merupakan ajaran agama hindu yang universal. Ajaran tri hita karana mengarahkan
manusia untuk slalu mengharmoniskan hubungan manusia dengan sang pencipta, manusia
dengan manusia dan manusia dengan lingkungan.[9]
2.4
Cara menjaga kelestarian Alam
Alam
memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan semua mahluk hidup seluruh dunia.
Kemampuan ( potensi) yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
alam atau natural bumi dengan segala
isinya yang terkandung didalam disebut
pula dengan alam dunia. Hal ini kita lakukan
demi menjaga keseimbangan antara kita dengan lingkungan sekitar kita.
Bencana alam yang menimpa kita saat ini merupakan salah satunya diakibatkan
oleh ketidak seimbangan alam yang terjadi di Indonesia yang bisa kita lakukan
dengan car-cara sebagai berikut:
- Penanaman pohon (Reboisasi)
Tanah yang gundul bisa menyebabkan
berbagai macam bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Untuk mengatasi
hal tersebut, kita harus melakukan upuya reboisasi(penanaman pohon kembali).
- Terasiring atau sangkedan
Terasiring atau
yang umumnya yang disebut sangkedan merupakan salah satu upaya untuk lingkungan
alam sekitar dengan menanam berbagai macam pohon di daerah yang memiliki lahan
yang miring. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya bencana alam tanah longsor yang bisa saja terjadi
sewaktu-waktu.
- Menggunakan energy secara bijak
Kita semua mengetahui sebagian besar sumber listrik di
Indonesia berasal dari energy yang tak ramah lingkungan seperti minyak bumi dan
batu bara. Dengan kata lain menggunakan energy listrik dengan bijak berarti
kita turut membantu melestarikan lingkungan alam Indonesia dengan menimalisir
pencemaran udara.
- Melarang penebangan hutan secara liar
Semakin hari
hutan Indonesia semakin gundul, hal itu adalah imbas dari penebangan hutan
secara liar. Hutan yang gundul dapat menyebabkan terjadinya bencana alam
seperti banjir, tanah longsor. Untuk mencegah hal tersebut tentu ada larangan penebangan hutan secara liar
yang dibelakangi dengan tindakan hukum yang tegas.
- Mencegah Perburuan liar
Perburuan liar
terhadap hewan dan tumbuhan yang dilindungi di Indonesia semakit meningkat
setiap tahunnya. Berbagai motif yang mendasarinya motif ekonomi, hobi atau
kesenangan dan lain-lainnya. Untuk itu
diperlukan larangan keras terhadap pemburuan liar supaya manusia jerah.
- Jangan mambuang sampah sembarangan
Permasalah
sampah sekarang ini memang gencar dilakukan untuk mancegah terjadinya bencana
banjir dan juga mencegah timbulnya bibit-bibit penyakit. Saat ini pemerintah
telah menyediakan tempat sampah organic maupun non-organik. Hal tersebut
dilakukan agar sampah organic bisa dimanfaatkan manjadi pupuk. Maka dari itu
jaga lingkungan sekitar kita dengan sebaik-baiknya.
BAB III
PENUTUP
Jadi
dapat disimpulkan Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kebahagiaan/kesejahteraan.
“Tri artinya tiga, Hita sejahtera, Karana penyebab”. Pada hakikatnya Tri Hita
Karana merupakan tiga penyebabkan kebahagiaan itu merupakan bersumber pada hubungan manusia dengan Tuhan,
menusia dengan sesama dan manusia dengan lingkungan sekitar. Jika manusia tidak
memperdulikan lingkungan maka lingkungan pun tidak menghiraukan manusia yang
akan menyebabkan kesengsaraan bagi menusia tersebut. begitupun hubungan manusia
dengan manusia tidak harmonis maka akan timbul pemasalahan-permasalahan yang
tidak kita inginkan. Apalagi hubungan manusia dengan tuhan tidak terlaksana
dengan baik, maka akan berdampak buruk hasilnya.
Daftar
Pustaka
I Gede Jaman, S.Ag. M.
Si. Tri hita karana
Intenet dalam hal ini yang berkaitan
dengan Tri hita karana
Drs.Supartono W., M.M dkk. Ilmu Alamia
Dasar
G Pudja MA. SH. Bhagawad Gītā
1.5
Biografi
Singkat
Nama lengkap penulis yaitu Wayan Tarna, lahir di Balinuraga Lampung Selatan pada tanggal 3
mei 1992 dari pasangan Nyoman Resi dan Ketut Ledang. Penulis berkebangsaan
Indonesia dan beragama Hindu. Kini alamat penulis beralamat: Jalan Baret Biru IV,
Blok I( 1 ) RT 03/RW O7 Kel. Kalisari, pasar Rabo Jakarta Timur.
Adapun riwayat Pendidikan penulis yaitu dari pendidikan SD-SMA nya di
Bandar Lampung. Sebelum melanjutkan keperguruan tinggi STAH DNJ penulis sempat
bekerja di Restouran sebagai waiters dikawasan Tanggerang selama dua tahun. Saat ini penulis melanjutkan pendidikan di
SEKOLAH TINGGI AGAM HINDU DHARMA NUSANTARA JAKARTA (STAH DNJ) .
[1] Supartono.Ilmu Alamia Dasar (Ciawi-Bogor.Ghalia Indonesia 1991)Hlm
132
[2] I Gede Jaman.TRI HITA KARANA.(Denpasar:Pustaka
Bali Post).Hlm.18-20
[3] Atman adalah percikan kecil dari Sang Hyang Widi Wasa
[5] Dharma Yatra adalah
[6] I Made Sujana,Buku Pelajaran Agama Hindu kelas 5. Hal101
[7] G.pudja
[8] .
[9] Wiranwu.blogspot.com/2011/03/Tri-hita-karana_503html?m=1
0 comments:
Post a Comment