Media Pendidikan
(Fungsi Media Pembelajaran Berbasis Hindu)
Oleh: Wayan Tarna
(1309.00.1043)
Dosen Pembimbing: Putu Sudharma Putra, S.Pd.H,
M.Pd.H
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara
Jakarta 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Om
svastyastu
Puji dan syukur kita
panjatkan kehadiran Hyang Widi atas Asung Waranugraha yang telah diberikan
kepada kita semua. Penyusun sangat bersyukur kepada-Nya karena dalam penulisan
makalah ini dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini sengaja saya mengangkat judul Fungsi
Media Pendidikan Berbasis Hindu.
Pendidikan adalah sebuah proses
seseorang untuk memperbaiki sikap, atau mengubah tingkah laku melalui
ajaran dan latihan secara perlahan-lahan. Pendidikan di Indonesia masih kurang
mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah daerah atau pusat, khususnya
media agama hindu. Dalam kaitan dengan
peningkatan prestasi belajar agama hindu dalam rangka pembinaan umat, perlu
juga digali dan dimanfaatkan terutama aplikasi teknologi pendidikan yaitu
aplikasi pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) melalui
Internet diharapkan menjadi solusi meningkatkan kualitas juga dapat
memperluas kesempatan belajar masyarakat.
Dengan kerendahan hati saya mengucapkan terima
kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Jika dalam penulisan makalah
ini ada kesalahan, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena kesalahan ini
bukan disengaja, tetapi karena ketidak tahuan dan kekurangan dari saya.
Om
Santih, Santih, Santih Om
Jakarta,17 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul
i
|
||
Kata Pengantar ii
|
||
Daftar Isi
iii
|
||
BAB I
|
PENDAHULUAN
|
1
|
|
1.1 Latar Belakang
|
1
|
|
1.2 Rumusan Masalah
|
2
|
|
1.3 Tujuan Penulisan
|
2
|
|
|
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
|
|
|
1.1 2.1 Fungsi Media Pembelajaran
Dalam Pendidikan Hindu
|
3
|
|
2.1
2.2 Penerapan Teori-Teori Belajar Dalam
Pembelajaran Bidang Studi Agama Hindu
|
6
|
|
|
|
BAB III
|
PENUTUP
|
9
|
|
3.1 Kesimpulan
|
9
|
|
3.2 Saran
|
9
|
|
3.3 Daftar Pustaka
|
10
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) saat ini, seorang pendidik hendaknya
memperhatikan perkembangan teknologi yang kian pesat. Hasil belajar di sekolah hanya
mempunyai relevansi dengan tujuan kurikulum formal yang terbatas dan tidak
memiliki relevansi yang berarti dengan kehidupan kemasyarakatan yang nyata,
bahkan terkesan membosankan dan tidak lagi disenangi siswa. Dalam proses pembelajaran
belum terjadi adanya transfer konsep budaya berpikir cerdas, kritis dan
sistematis. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang
pendidik dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai media
pendidikan.
Salah satu contoh teknologi canggih dan banyak digunakan saat ini dalam pendidikan adalah
komputer. Saat ini computer menjadi
media dan sumber belajar serta media interaksi siswa dengan guru dalam belajar.
Penggunaan komputer dalam
pembelajaraan banyak digunakan namun dalam penerapanya belum banyak guru yang
memahami dan memanfaatkan teknologi tersebut secara penuh atau optimal.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin
mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil
teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
(pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses
pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru
diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya
sendiri.
Jika
dilaksanakan dengan optimal komputer sebagai
teknologi dan media pembelajaran interaktif guru dengan siswa akan mampu
menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, belajar menyenangkan, tidak membosankan,
dan meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga diperlukan keberadaanya untuk
lebih menunjang dalam pembentukan individu yang aktif, berwawasan dan mengikuti
perkembangan zaman. Belajar
merupakan proses penuangan ide-ide ke dalam pengalaman baru. Pengetahuan
dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang tidak
terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
Permasalahan yang timbul dalam penerapan media pendidikan, seperti
kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran. Hal ini
diakibatkan karena minimnya dana dari yayasan tersebut. kendalah yang lain juga
dapat dilihat pada sumber daya manusia yang kurang menonjol seperti, pemakaian
computer yang menggunakan bahasa inggris dan beberapa program aplikasi yang
belum bisa dikuasai dengan sempurna seperti Microsoft Word, power point, exel
dll.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi media pembelajaran dalam pendidikan?
2.
Bagaimana penerapan teori-teori belajar dalam
pembelajaran bidang studi agama Hindu?
1.3 tujuan penulisan
2.
untuk
memehami fungsi media pembelajaran
3.
mengetahui Bagaimana penerapan
teori-teori belajar dalam pembelajaran bidang studi agama Hindu
BAB II
PEMBAHASAN
2.2Fungsi
Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Hindu
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke
–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:
1. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar;
(b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang
bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3. Media
pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4. Media
menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang
anak untuk belajar.
8. Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar,
diantaranya:
1. Media
Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media
Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected
still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected
motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat
visual, audio, projected still media maupun projected
motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu
alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer
tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu
semua jenis media yang bersifat interaktif
c. Media Pembelajaran Berbasis Intenet
Secara harfiah, internet (kependekan
daripada perkataan ‘interconnected-networking’) ialah rangkaian komputer yang terhubung
di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem
komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication
protocol). Rangkaian internet
yang terbesar dinamakanInternet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini
dinamakan internetworking. Perkembangan kemajuan teknologi internet yang
sangat pesat merambah kepenjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara,
institusi dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya untuk
pendidikan dan pembelajaran. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam
mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya
peningkatan mutu/pembelajaran jarak jaub. Seseorang tidak perlu lagi harus hadir diruang
kelas/kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran/perkuliahan. Cukup di tempat
masing-masing yang dilengkapi dengan komputer dan sambungan intenet kegiatan
pembelajaran telah dapat dilaksanakan. Artinya peserta didik dapat berinteraksi
dengan sumber belajar, baik berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun
instruktur/guru yang membina atau bertanggung jawab mengenai materi
pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh dengan internet dapat diberikan dalam beberapa
formatElectronic Mail, Bulletin Board/Newsgroup for discussion of special
group, Download of course of materials or tutorial, Interaktif tutorial on web
dan Real time inteaktive conferencing using multi object oriented system atau
Internet Relay Chat (IRC)
Dengan email dapat dilakukan pengiriman materi pembelajaran, rencana
pembelajaran & tujuan pembelajaran, menerima dan memberi
penguatan/feedback. Dengan Newsgroup dapat dilakukan diskusi untuk
kelompok-kelompok dalam membahas materi khusus yang telah ditentukan sebagai
tema pembahasan. Dengan Web yang telah dirancang khusus untuk pembelajaran
jarak jauh atau pendidikan dengan system yang lengkap dapat digunakan
menjalankan operasional sebuah kampus online sehingga semua hal yang berkaitan
dengan administrasi baik keuangan maupun akademik dan kemahasiswaan, kegiatan
belajar mengajar online, evaluasi pembelajaran serta pemberian feedback telah
termasuk di dalam sistem tersebut. Disamping itu dengan Internet Relay
Chat bahkan dapat dilakukan konferensi dan diskusi antara peserta
didik secara bersama-sama secara real time.
Heinich dkk (1986) mengemukakan 6 bentuk interaksi pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran interaktif untuk system
pembelajaran jarak jauh (Distance Learning). Adapun bentuk-bentuk
tersebut adalah :
1. Drill & Practice / Praktek dan Latihan
2. Tutorial/Tutorial
3. Games/Permainan
4. Simulation/Simulasi
5. Discovery/Penemuan
6. Problem
Solving / Pemecahan Masalah
Pada intinya penggunaan media internet ini berfungsi sebagai sarana yang
menghubungkan antara audience dengan pengajar walaupun secara fisik
kedua-duanya terpisah dalam jarak yang jauh tetap dapat berinteraksi.
Sejumlah institusi
pendidikan jarak jauh didunia berupaya untuk menciptakan komunikasi yang
interaktif melalui berbagai cara, misalnya dengan mendesain bahan ajar (learning
materials) sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sarana tutorial
bagi pengajar dan yang belajar dengan memanfaatkan media intenet. Dalam proses
pembelajaran komunikasi dua arah (two way communication) berlangsung
antara pengajar dan yang belajar, dimana pengajar menyampaikan materi
pembelajaran dan yang belajar memberikan tanggapan (respon) terhadap materi
pembelajaran yang diterimanya. Pengajar tidak hanya berperan sebagai penyampai
materi tetapi juga menerima umpan balik (feedback) dari pelajar serta
memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang telah
mereka peroleh dari pembelajaran tersebut. Sehingga audience senantiasa
mendapatkan motivasi.
2.3
Penerapan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran
Bidang Studi Agama Hindu
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang
amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran . kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek
lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa[1].
Yang dimaksud dengan ‘media’ meliputi media cetak, (
surat kabar, majalah), elektronik (tv, radio), online (facebook, twitter, dll).
Perlu dicatat, agama Hindu tidak pernah disebarkan dengan bantuan pasukan
berkuda (mercenaries) sambil merampok
dan menjarah, atau bujukan uang dalam bentuk bantuan modal usaha, pendidikan
dan kesehatan (monay). Agama Hindu
menyebar luas ke berbagai belhan dunia, karena daya tarik filsafat dan praktik
spiritualnya (sadhana). Di zaman
modern ini, agama Hindu mau tidak mau bahkan harus menggunakan media massa
untuk menyampaikan pesan-pesannya yang bermanfaat bagi hidup bersama secara
damaidan untuk membangun etika global dalam penyelamatan lingkungan[2].
Media massa cetak dan elektronik, merupakan sarana
yang sangat ampuh untuk siar agama. Surat kabar nasional misalnya kompas,
dicetak sebanyak 600.000 eksemplar, dan satu eksemplar dibaca oleh satu
keluarga, minimal 2 orang. Media elektronk seperti tv ditonton oleh jutaan
orang. Siar agama dalam bentuk berita, opini, features, diskusi, sinetron,
kotbah dllnya. Semua bentuk siaran agama ini bisa tembus ke ruang keluarga,
bahkan kamar tidur orang-orang Hindu. Namun, masyarakat Hindu belum dapat
menggunakan sarana media massa cetak dan eelektronik, karena dua alasan.
Pertama, adalah hambatan modal. Belum ada pengusah Hindu yang berani atau mampu
menanamkan modalnya dimedia massa cetak atau elektronik dengan lingkup
nasional, karena memerlukan biay yang sangat besar. Kedua, adalah hambatan
mental.masyarakat Hindu umumnya, termasuk kaum intelektual, kurang berani atau
masih enggan melakukan melakukan dialog kritis dengan pemikiran pemikian agama
lain[3].
Saya lebih banyak akan mengangkat masalah kedua,
kerena orasi ilmiah ini bukan tentang membangun media massa, tetapi tentang
membangun daya kritis, sambil membangun upaya daya kritis, sambil mencari upaya
bagaimana upaya kita menyiasati hambatan pertama dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang tersedia, seperti media online dan media social. Sekalipun kedua
jenis media ini memang belum memperoleh kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat, tetapi keduanya boleh dikatakan menembus hegemoni dan ‘blokade’ dari
media massa cetak dan elektronik. Pendidikan Agama Hindu sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional harus memiliki
kontribusi dalam rangka mengentaskan dekadensi moral dan efek negative lainnya
yang memang merupakan ranah garapan dari bidang ini sejajar dengan pendidikan
agama lainnya di Indonesia, pendidikan moral dan pendidikan seni, sosial dan budaya. Dalam upaya itu peningkatan
prestasi belajar siswa dalam agama hindu tidak hanya terfokus pada prestasi
pada apek kognitif saja tetapi adanya keseimbangan dengan prestasi belajar pada
aspek psikomotor dan aspek afektif. Strategi pembelajaran dalam pendidikan dalam agama Hindu harus
diselenggarakan tidak hanya menggunakan strategi expository, tetapi juga memanfaatkan strategi inquiry,yang pada akhirnya akan mempengaruhi penggunaan variasi
metode pembelajaran, media dan sumber belajar. Strategi Expository mendorong
penggunaan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab. Dalam hal ini lebih
dominan terjadinya komunikasi searah dari guru/dosen kepada peserta didik,
dimana pendidik mengexpos informasi, pengetahuan dan lainnya. Sedangkan dalam
strategi Inquiry akan mendorong penggunaan metode diskusi,
menemukan sendiri (discovery learning), studi tour, brainstorming,
investigasi. Disamping itu strategi ini sangat mendorong pemanfaatan sumber
belajar baik itu yang sengaja didisain( by design) untuk
pembelajaran maupun yang tidak sengaja namun dapat dimanfaatkan ( by
ultilization ) seperti sumber belajar berupa museum, laboratorium,
internet, perpustakaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran sangat
banyak, dilihat dari berbagai sudut, baik dari segi sejarahnya,
pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran, namun dari sekian banyak dari segi
media pembelajaran, pada intinya media pembelajaran berfungsi sebagai alat
bantu visual dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai sarana untuk mendorong
motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan
mempertinggi daya serap. Dalam
kaitan dengan peningkatan prestasi belajar agama hindu dalam rangka pembinaan
umat, perlu juga digali dan dimanfaatkan terutama aplikasi teknologi pendidikan
yaitu aplikasi pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) melalui
Internet diharapkan menjadi solusi meningkatkan kualitas juga dapat
memperluas kesempatan belajar masyarakat.
3.2
Saran
Demkianlah
makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan
pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami mohon kritik dan saran dari para
pembaca yang dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003)
Ngakan Putu Putra, Membangun Data Kritis Umat Hindu
Melalui Media
0 comments:
Post a Comment