DEVA BRAHMA
Brahma
Dewa
Hindu
Dewa
pencipta, dewa pengetahuan
Ejaan
Dewanagari ब्रह्मा
Ejaan
Pali Brahmā
Ejaan
IAST Brahmā
Golongan
Dewa
Senjata
Gada
Wahana
Angsa
Pasangan
Saraswati
Artikel
ini mengenai Dewa Brahma dalam Hinduisme. Untuk konsep Tuhan dalam Hinduisme,
lihat Brahman.
Menurut
ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्मा; IAST: Brahmā) adalah Dewa pencipta.
Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari
Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa
pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan
Bhagawadgita.
Kata
Brahma memiliki arti : yang tumbuh, berkembang, berevolusi, yang bertambah
besar , yang meluap dari dirinya. Dalam beberapa sumber, Nama Dewa Brahma
diidentikan dengan nama Agni (api).
Daftar
isi
1 Kisah Kelahiran Brahma
2 Penggambaran
3 Dewa Brahma di Bali
4 Mantram
5 Putra-Putra Dewa Brahma
6 Brahma dalam Bhagawadgita
7 Siklus Dewa Brahma
8 Nama Lain Dewa Brahma
9 Kisah Lain Mengenai Dewa Brahma
10 Lihat pula
11 Pranala luar
Kisah
Kelahiran Brahma
Dalam
Manusmrti (Manavadharmasastra) buku I sloka 9 disebutkan:
"Tad
andam abhavad haiman,
Sahasramsusamaprabham,
tasmin
jajna svayam brahma,
sarva
loka pita maha"
yang
memiliki arti bebas: Benih menjadi telur alam semesta yang Maha Suci, cemerlang
laksana jutaan sinar. Dari dalam telur itu Ia menjadikan dirinya sendiri
menjadi Brahma, pencipta cikal bakal jagat raya ini.
Brahma
dianggap sebagai perwujudan dari Brahman, jiwa tertinggi yang abadi dan muncul
dengan sendirinya.
Menurut
Kitab Satapatha Brahmana, disebutkan bahwa Dewa Brahma yang menciptakan,
menempatkan, dan memberi tugas dewa-dewi lainnya.
Sedangkan
dalam kitab Mahabharata dan Purana, dikatakan bahwa Dewa Brahma merupakan
leluhur dunia yang muncul dari pusar Dewa Wisnu, sebagai pencipta dunia Brahma
dikenal dengan nama Hiranyagarbha atau Prajapati.
Penggambaran
Dewa
Brahma digambarkan sebagai sosok dewa dengan empat muka yang menghadap ke empat
penjuru arah mata angin (Caturmukha Brahma) yang melambangkan kekuasaan
terhadap Catur Weda, Catur Yuga (empat siklus waktu), Catur Warna (empat
pembagian masyarakat berdasarkan keterampilan). Beliau dilukiskan sebagai
seorang pria tua dengan janggut putih yang memiliki makna leluhur dari seluruh
jagat raya, memiliki empat tangan yang memegang alat-alat seperti:
Aksamala/tasbih : simbol tiada awal dan
tiada akhir.
Sruk (sendok besar), dan Surva(sendok
biasa) simbol dari upacara yadnya.
Kamandalu/kendi simbol dari keabadian.
Pustaka yang merupakan simbol dari Ilmu
Pengetahuan.
Beliau
berwahana Hamsa (Angsa) putih yang merupakan simbolisasi dari kebijaksanaan,
dan kemampuan memilah baik dan buruk. Terkadang beliau juga digambarkan sedang
duduk dalam keadaan meditasi diatas bunga Padma (lotus) Merah yang merupakan
lambang Kesucian lahir bathin.
Dewa
Brahma disandingkan dengan Dewi Saraswati sebagai dewi Ilmu Pengetahuan. Hal
ini merupakan sebuah makna tersirat bahwa suatu penciptaan atau suatu karya
tanpa landasan ilmu pengetahuan adalah sia-sia.
Dewa
Brahma di Bali
Dalam
kehidupan beragama Hindu di Bali, dewa Brahma tidak pernah bisa dilepaskan dari
nafas berkeagamaan di Bali.Penggambaran Dewa Brahma di masyarakat Hindu Bali
tidak jauh berbeda dengan penggambarannya di India. Dalam kepercayaan di Bali
Dewa Brahma diyakini sebagai Dewanya Dapur, Penguasa dan pelindung arah
Selatan, bersenjatakan Gada, berwahana Angsa, memiliki Sakti Dewi Saraswati,
atribut serba merah,
Dalam
Pemujaan dilingkungan desa adat, beliau dipuja di sebuah pura yang bernama Pura
Desa atau Pura Bale Agung, yang mana dalam pura ini akan ada bangunan yang
terbuat dari batu bata sebagai penghormatan kehadapan beliau. Sedangkan secara
regional Bali, pemujaan Dewa Brahma berada di Pura Luhur Andakasa.
Mantram
Mantram
atau doa pujian yang ditujukan kehadapan Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta
disebut Brahma Stawa
OM
NAMASTE BHAGAWAN AGNI, NAMASTE BHAGAWAN HARI, NAMASTE BHAGAWAN ISA, SARWA
BHAKSA HUTASANA
TRI
WARNA BHAGAWAN AGNI, BRAHMA WISNU MAHESWARAH, SANTIKAM PAUSTIKAM SIWA,RAKSANAM
CABHICARIKAM
ANUJNANAM
KRTAM LOKE, SAUBHAGAM PRIYA DARSANAM, YAT KINCIT SARWA KARYANAM, SIDDHIR EVA NA
SAMSAYAH
OM
BRAHMA PRAJAPATIH SRESTHAH, SVAYAMBHUR VARADO GURUH, PADMAYONIS CATUR VAKTRO,
BRAHMA SAKALAM UCYATE
NAMOSTU
BHAGAWAN AGNI, SARVOKTEMA HUTASANA, VAJRA SARA MAHA SARA, DIPTO GNIH JVALANAS
TATHA
SARVA
PAPA PRASAMANAM , HIRANYAGARBHA SAMBHAWAM, LOKANAM CA SARIRAN CA, SUKHAM AGNIH
PRAM UCYATE.
Artinya:
Sembah
padamu Dewa Agni, Sembah padamu Dewa Hari, sembah padamu Dewa Isa, yang
menyaksikan segala jenis pengorbanan.
Dewa
Agni memiliki tiga penampilan, Brahma , Wisnu dan Maheswara , penyebab
ketenangan, makanan dan perlindungan
Perkenannya
dihasilkan di dunia, peruntungan bagus, menyenangkan sekali untuk dilihat,
perbuatan apapun akan berhasil tanpa suatu keraguan.
Dewa
Brahma dewa segala mahkluk, Dia yang paling mulia, dia yang memberikan anugrah
pada Guru, dia yang dilahirkan dari Bunga Teratai, yang berwajah empat,
demikianlah Brahman yang sempurna .
Dewa
Agni peredam segala kejahatan, yang lahir dari benih keemasan, badan dari alam
semesta, dan merupakan kebahagiaan yang tertinggi.
Putra-Putra
Dewa Brahma
Marici, Angirasa, Atri, Pulastya, Pulaha ,
dan Kratu lahir dari Pikiran Dewa Brahma.
Dhata dan Vidhata
Prajapati Daksa lahir dari jari kaki kanan
Dewa Brahma.
Svayambhu Manu
Kandarpa/Kamadewa Dewa Asmara yang lahir
dari ego Dewa Brahma.
Bhrgu lahir dari api pemujaan Brahma.
Madhuka dan Golika
Jambavan terlahir dari Keringat Dewa Brahma
Sanaka
dan lain-lain.
Brahma
dalam Bhagawadgita
Dalam
kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18;
bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat
tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan
alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagawadgita juga
disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup
selama seratus tahun Kalpa, setelah itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke
asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Siklus
Dewa Brahma
Brahma
hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan
3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa sebagai
Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk
dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan
alam semesta bisa diciptakan kembali oleh kehendak Tuhan.
Nama
Lain Dewa Brahma
ATMABHU = Dia yang lahir sesuai
keinginannya.
SURAJYESTHA = yang berwujud mendahului
seluruh Dewata
PARAMESTHIN = Dia yang tinggal dalam dunia
kebenaran.
PITAMAHA = Kakek moyang seluruh arwah.
HIRANYAGARBHA = telur keemasan.
LOKESA = Penguasa Alam
`SVAYAMBHU = Melahirkan dirinya sendiri.
CATURANANA/CATURMUKHA = Memiliki empat
wajah.
ABJAYONI = Lahir dari Bunga Teratai.
DRUHINA = yang membunuh segala macam
Raksasa (kejahatan).
VIRANCI = Sang Pencipta.
KAMALASANA = yang duduk diatas Bunga
Teratai.
SRSTA = yang menciptakan.
PRAJAPATIH = Penguasa semua Mahkluk.
VIDHATA = yang menjadikan segala sesuatu.
VISVASRT = Dia yang menciptakan dunia.
VIDHI = Dia yang menciptakan dan mengadili.
NABHIJANMA= yang lahir dari pusar Wisnu.
ANDAJA = yang muncul dari Telur.
HAMSAVAHANA = yang mengendarai Angsa.
AGNI = Sang Api.
VISVAKARMA = Arsitek Alam Semesta.
Kisah
Lain Mengenai Dewa Brahma
Dalam Bhagavata Purana disebutkan sistem
Catur Warna lahir dari mulut Dewa Brahma.
Dewa Brahma memberi nama Indrajit kepada
anak Rahwana karena mampu mengalahkan Dewa Indra.
Dewa Brahma pernah mengutus Dewa Maut untuk
menyamar dihadapan Sri Rama saat menjelang akhir kehidupannya.
Dewa Brahma yang meminta Maharsi Vyasa
untuk menyusun epos besar Mahabharata.
SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Brahma
0 comments:
Post a Comment